Bulan Rajab, bulan yang dihormati manusia. Bulan ini termasuk bulan haram
Asyhurul Hurum
Banyak cara manusia menghormati bulan ini, ada yang menyembelih hewan,ada yang melakukan sholat khusus Rajab dan lain-lainnya.Di bulan ini juga, sebagian kaum muslimin memperingati satu peristiwa yang sangat luar biasa, peristiwa perjalanan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
dari Makkah keBaitul Maqdis, kemudian ke sidratul muntaha menghadap Pencipta alam semesta danPemeliharanya. Itulah peristiwa Isra’ dan Mi’raj.Peristiwa ini tidak akan dilupakan kaum muslimin, karena perintah sholat lima waktusehari semalam diberikan oleh Allah pada saat Isra’ dan Mi’raj. Tiang agama ini tidak akan lepas dari peristiwa Isra’ dan Mi’raj Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
Akan tetapi, haruskah peristiwa itu diperingati? Apakah peringatan Isra’ mi’raj yangdilakukan kaum ini merupakan hal yang baik ataukah satu hal yang merusak agama?Simaklah pembahasan kali ini, mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan kepadakita untuk memahaminya dan menerima kebenaran.
Kapan Isra’ dan Mi’raj terjadi?
Ketika mendengar sebuah peristiwa besar, mestinya ada satu pertanyaan yang akansegera timbul dalam hati si pendengar yaitu masalah waktu terjadi. Begitu pula kaitannyadengannya peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi Wasallam
.Kapan sebenarnya Isra’ dan Mi’raj terjadi, benarkah pada tanggal 27 Rajab atautidak? Untuk bisa memberikan jawaban yang benar, kita perlu melihat pendapat paraulama seputar masalah ini. Berikut kami nukilkan beberapa pendapat para ulama:
Pertama:
Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqaalaniy
Rahimahullah
1.berkata: “Para ulama berselisih tentang waktu Mi’raj. Ada yang mengatakan sebelum kenabian. Ini pendapatyang aneh, kecuali kalau dianggap terjadinya dalam mimpi. Kebanyakan para ulama berpendapat bahwa peristiwa itu terjadi setelah kenabian. Para ulama yang mengatakan peristiwa Isra’ dan Mi’raj terjadi setelah kenabian juga berselisih, diantara mereka adayang mengatakan setahun sebelum hijrah. Ini pendapat Ibnu Sa’ad dan yang lainnya dandirajihkan (dikuatkan) oleh Imam An Nawawiy dan Ibnu Hazm, bahkan Ibnu Hazm berlebihan dengan mengatakan ijma’ (menjadi kesepakatan para ulama’) dan itu terjadi pada bulan Rabiul Awal. Klaim ijma’ ini tertolak, karena seputar hal itu ada perselisihanyang banyak lebih dari sepuluh pendapat.”
2.Kemudian beliau menyebutkan pendapat para ulama tersebut satu persatu.
•Pendapat pertama mengatakan: “setahun sebelum hijroh, tepatnya bulan Rabi’ulAwal”. Ini pendapat Ibnu Sa’ad dan yang lainnya dan dirajihkan An Nawawiy
•Kedua mengatakan: “delapan bulan sebelum hijroh, tepatnya bulan Rajab”. Iniisyarat perkataan Ibnu Hazm, ketika berkata: “Terjadi di bulan rajab tahun 12kenabian”.
•Ketiga mengatakan: “enam bulan sebelum hijroh, tepatnya bulan Romadhon”. Inidisampaikan oleh Abu Ar Rabie’ bin Saalim.
•Keempat mengatakan: “sebelas bulan sebelum hijroh tepatnya di bulan RobiulAkhir”. Ini pendapat Ibrohim bin Ishaq Al Harbiy, ketika berkata: “Terjadi pada bulan Rabiul Akhir, setahun sebelum hijroh”. Pendapat ini dirojihkan IbnulMunayyir dalam syarah As Siirah karya Ibnu Abdil Barr.
•Kelima mengatakan: “setahun dua bulan sebelum hijroh”. Pendapat inidisampaikan Ibnu Abdilbar.
•Keenam mengatakan: “setahun tiga bulan sebelum hijroh”. Pendapat inidisampaikan oleh Ibnu Faaris.
•Ketujuh mengatakan: “setahun lima bulan sebelum hijroh”. Ini pendapat AsSuddiy.
•Kedelapan mengatakan: “delapan belas bulan sebelum hijroh, tepatnya dibulanRamadhan”. Pendapat ini disampaikan Ibnu Sa’ad, Ibnu Abi Subrah dan IbnuAbdilbar.
•Kesembilan mengatakan: ” Bulan Rajab tiga tahun sebelum hijroh”. Pendapat inidisampaikan Ibnul Atsir Kesepuluh mengatakan: “lima tahun sebelum hijroh”. Ini pendapat imam AzZuhriy dan dirojihkan Al Qadhi ‘Iyaadh.Oleh karena banyaknya perbedaan pendapat dalam masalah ini, maka benarlah apa yangdikatakan Ibnu Taimiyah Rahimahullah
,bahwa tidak ada dalil kuat yang menunjukkan bulannya dan tanggalnya. Bahkan pemberitaannya terputus serta massih diperselisihkan,tidak ada yang dapat memastikannya.Bahkan Imam Abu Syaamah mengatakan, “Dan para ahli dongeng menyebutkan Isra’dan Mi’raj terjadi di bulan Rajab. Menurut ahli ta’dil dan jarh (Ulama Hadits) itu adalahkedustaan”.
Asyhurul Hurum
Banyak cara manusia menghormati bulan ini, ada yang menyembelih hewan,ada yang melakukan sholat khusus Rajab dan lain-lainnya.Di bulan ini juga, sebagian kaum muslimin memperingati satu peristiwa yang sangat luar biasa, peristiwa perjalanan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
dari Makkah keBaitul Maqdis, kemudian ke sidratul muntaha menghadap Pencipta alam semesta danPemeliharanya. Itulah peristiwa Isra’ dan Mi’raj.Peristiwa ini tidak akan dilupakan kaum muslimin, karena perintah sholat lima waktusehari semalam diberikan oleh Allah pada saat Isra’ dan Mi’raj. Tiang agama ini tidak akan lepas dari peristiwa Isra’ dan Mi’raj Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
Akan tetapi, haruskah peristiwa itu diperingati? Apakah peringatan Isra’ mi’raj yangdilakukan kaum ini merupakan hal yang baik ataukah satu hal yang merusak agama?Simaklah pembahasan kali ini, mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan kepadakita untuk memahaminya dan menerima kebenaran.
Kapan Isra’ dan Mi’raj terjadi?
Ketika mendengar sebuah peristiwa besar, mestinya ada satu pertanyaan yang akansegera timbul dalam hati si pendengar yaitu masalah waktu terjadi. Begitu pula kaitannyadengannya peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad
Shallallahu’alaihi Wasallam
.Kapan sebenarnya Isra’ dan Mi’raj terjadi, benarkah pada tanggal 27 Rajab atautidak? Untuk bisa memberikan jawaban yang benar, kita perlu melihat pendapat paraulama seputar masalah ini. Berikut kami nukilkan beberapa pendapat para ulama:
Pertama:
Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqaalaniy
Rahimahullah
1.berkata: “Para ulama berselisih tentang waktu Mi’raj. Ada yang mengatakan sebelum kenabian. Ini pendapatyang aneh, kecuali kalau dianggap terjadinya dalam mimpi. Kebanyakan para ulama berpendapat bahwa peristiwa itu terjadi setelah kenabian. Para ulama yang mengatakan peristiwa Isra’ dan Mi’raj terjadi setelah kenabian juga berselisih, diantara mereka adayang mengatakan setahun sebelum hijrah. Ini pendapat Ibnu Sa’ad dan yang lainnya dandirajihkan (dikuatkan) oleh Imam An Nawawiy dan Ibnu Hazm, bahkan Ibnu Hazm berlebihan dengan mengatakan ijma’ (menjadi kesepakatan para ulama’) dan itu terjadi pada bulan Rabiul Awal. Klaim ijma’ ini tertolak, karena seputar hal itu ada perselisihanyang banyak lebih dari sepuluh pendapat.”
2.Kemudian beliau menyebutkan pendapat para ulama tersebut satu persatu.
•Pendapat pertama mengatakan: “setahun sebelum hijroh, tepatnya bulan Rabi’ulAwal”. Ini pendapat Ibnu Sa’ad dan yang lainnya dan dirajihkan An Nawawiy
•Kedua mengatakan: “delapan bulan sebelum hijroh, tepatnya bulan Rajab”. Iniisyarat perkataan Ibnu Hazm, ketika berkata: “Terjadi di bulan rajab tahun 12kenabian”.
•Ketiga mengatakan: “enam bulan sebelum hijroh, tepatnya bulan Romadhon”. Inidisampaikan oleh Abu Ar Rabie’ bin Saalim.
•Keempat mengatakan: “sebelas bulan sebelum hijroh tepatnya di bulan RobiulAkhir”. Ini pendapat Ibrohim bin Ishaq Al Harbiy, ketika berkata: “Terjadi pada bulan Rabiul Akhir, setahun sebelum hijroh”. Pendapat ini dirojihkan IbnulMunayyir dalam syarah As Siirah karya Ibnu Abdil Barr.
•Kelima mengatakan: “setahun dua bulan sebelum hijroh”. Pendapat inidisampaikan Ibnu Abdilbar.
•Keenam mengatakan: “setahun tiga bulan sebelum hijroh”. Pendapat inidisampaikan oleh Ibnu Faaris.
•Ketujuh mengatakan: “setahun lima bulan sebelum hijroh”. Ini pendapat AsSuddiy.
•Kedelapan mengatakan: “delapan belas bulan sebelum hijroh, tepatnya dibulanRamadhan”. Pendapat ini disampaikan Ibnu Sa’ad, Ibnu Abi Subrah dan IbnuAbdilbar.
•Kesembilan mengatakan: ” Bulan Rajab tiga tahun sebelum hijroh”. Pendapat inidisampaikan Ibnul Atsir Kesepuluh mengatakan: “lima tahun sebelum hijroh”. Ini pendapat imam AzZuhriy dan dirojihkan Al Qadhi ‘Iyaadh.Oleh karena banyaknya perbedaan pendapat dalam masalah ini, maka benarlah apa yangdikatakan Ibnu Taimiyah Rahimahullah
,bahwa tidak ada dalil kuat yang menunjukkan bulannya dan tanggalnya. Bahkan pemberitaannya terputus serta massih diperselisihkan,tidak ada yang dapat memastikannya.Bahkan Imam Abu Syaamah mengatakan, “Dan para ahli dongeng menyebutkan Isra’dan Mi’raj terjadi di bulan Rajab. Menurut ahli ta’dil dan jarh (Ulama Hadits) itu adalahkedustaan”.
0 komentar:
Posting Komentar